Surat dari Dalam Tanah - awanbyru.com

April 10, 2025

Surat dari Dalam Tanah

Lira duduk di pinggir jendela yang berkabut. Di luar, langit seperti kaca retak, buram dan dingin. Lebah-lebah mekanik berpatroli dalam pola acak yang sebenarnya selalu sama—seperti tarian kematian yang dihafal dengan presisi algoritma.

Tapi hari ini, salah satu lebah terbang lebih rendah dari biasanya. Ia terhuyung. Sayapnya berkedip-kedip, seperti sinyal yang gagal dikirim. Lira mengamatinya dalam diam. Ketika lebah itu jatuh di kebun belakang rumah, tak bergerak, ia tak bisa menahan rasa penasaran.

Diam-diam, ia keluar. Tak ada yang boleh tahu. Ibunya sedang mencuci pakaian dengan air hujan yang disaring dari selokan, ayahnya menghadap layar kerja, pura-pura produktif agar sistem tak menandainya sebagai “beban ekonomi”.

Lira menemukan lebah itu terguling di tanah. Badannya tergores, logamnya berkarat samar. Ia ragu, tapi saat menyentuhnya, sayap lebah terbuka… dan dari dalam rongga tubuhnya keluar selembar kertas kecil, dilipat seperti surat kuno.

Dengan jari gemetar, Lira membacanya:

“Kami ada di bawah tanah. Kami yang selamat. Kami yang percaya pada bunga yang tumbuh tanpa pengawasan. Jika kamu membaca ini, kamu sudah satu di antara kami. Jangan percaya semua yang terbang. Tapi jangan takut pada semua yang bersayap.”

Surat itu tidak ditandatangani.

***

Di malam hari, Lira menyembunyikan surat itu di bawah pot tanaman mati di kamarnya. Ia tidak tidur. Untuk pertama kalinya sejak bisa mengingat, ia merasa tubuhnya dipenuhi sesuatu yang tak bisa dijelaskan: harapan.

Besok paginya, halaman rumah mereka dikepung drone. Seekor lebah yang hilang adalah pelanggaran Kode 17B. Ayah Lira ditanyai, ibunya diperiksa. Tapi anak-anak belum jadi target. Belum.

Lira menatap ke arah kebun, lalu ke bawah tanah. Ia tahu, dunia baru mungkin tidak ada di langit. Dunia baru bersembunyi di akar.

---

Bersambung (kalau saya ingat) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar