Februari 2011 - awanbyru.com

Februari 03, 2011

Bahkan Om Jin Pun Tak Mengerti

Kamis, Februari 03, 2011 2
Bahkan Om Jin Pun Tak Mengerti

Sebuah pesan dari salah satu grup di Fesbuk aku terima sore ini. Setelah membacanya aku jadi pengen menulis ulang cerita dalam pesan tersebut buat kawan semua. Hehehe tapi jangan berharap aku akan menulisnya sama persis dengan yang aku terima.Tentunya cerita dariku akan menjadi lebih tidak masuk akal dan semakin membingungkan buat kawan semua,hehe silahkan stop di sini bila kawan tak ingin lanjut membacanya. Dan beginilah ceritanya menurut versiku.

Malam itu tanpa alasan yang jelas aku berhenti di atas jembatan Niti yang terbujur di atas sungai Gelis (Kaligelis). Aku pinggirkan motorku di bantaran Kaligelis lalu duduk diam sambil memperhatikan arus air yang malam ini lumayan deras. Dari arah utara masih terlihat kilatan cahaya petir, mungkin di atas muria sana masih hujan, pantas saja aliran air Kaligelis lumayan deras. Dari posisi dudukku aku bisa jelas melihat kolong jembatan Niti, malam ini tak ada seorang pun yang menginap di sana, biasanya ada beberapa gelandangan dan kelompok spiritual misterius yang memanfaatkan kolong jembatan Niti sebagai tempat melepas lelah.
Air yang lumayan deras tampaknya membuat mereka tidak menginap malam ini.

Sesuatu yang berkilauan di bawah jembatan tampak dalam penglihatanku yang samar-samar. Kucoba menyoroti benda itu dari flashlight kamera hpku tapi masih belum jelas dari atas sini. Penasaran dengan benda mengkilap itu, segera kukunci setang motorku dan nekad kuturuni bantaran sungai yang gelap dan licin. Wow!! Cuma kata itu yang keluar dari bibirku sesampainya aku di bawah jembatan, mungkinkah ini lampu wasiat? Benda berwarna kuning ini terlihat kuno dan sangat mirip dengan lampu ajaib yang sering aku lihat di film-film dan buku-buku cerita. Sekelilingku sepi tak ada seorang pun di sini. Entah dari mana benda ini bisa berada di sini, mungkin ini milik pedagang barang antik yang kalau pagi berjualan di pasar loak di atas bantaran Kaligelis, atau bisa juga ini milik kelompok spiritual misterius yang tertinggal di sini? Entahlah, kuambil benda antik tersebut dan segera kembali ke atas bantaran kali.

Sesampainya di kamarku yang selalu kubiarkan remang-remang, aku pandangi lagi benda antik itu, tampaknya lebih mirip cerek untuk bikin teh daripada disebut lampu. Benar-benar antik, dan rasanya memang belum pernah aku melihat benda seperti ini selain didalam film atau buku dongeng anak-anak.


*Woi kapan digosoknya nih?* hahaha sabar kawan, tentunya kawan semua sudah hapal cerita ini, ok aku lanjutin ceritanya.

Menurut cerita benda ini akan keluar jinnya bila digosok dan akan mengabulkan permintaan manusia yang menggosoknya. Bujug ,merinding aku membayangkan mahluk apa yang akan keluar dari benda tua nan klasik yang ada di depanku bila aku nekat menggosoknya. Aku kuatkan hatiku untuk menghadapi apa pun yang akan segera terjadi bila aku turuti rasa penasaranku untuk menggosok benda antik ini. Mampukah aku menghadapinya dan sanggupkah aku berkomunikasi dengannya bila ternyata benda ini benar-benar ajaib dan berpenghuni? Ah peduli setan, jin, atau Mak Lampir sekalian, kupegang benda itu dengan tangan kiri dan kugosok pelan-pelan dengan tangan kananku.

Huwaaa....! Meskipun sudah persiapan menghadapi apa yang akan aku temui, tetap saja aku menjerit kaget saat di depanku berdiri mahluk tinggi besar. Ternyata tidak seperti di dalam film di mana keluar asap sebelum keluar jinnya. Yang ini ternyata muncul begitu saja di depanku secara mengagetkan sambil menguap lebar. Dan mahluk ini mulai bicara dengan bahasa yang tidak pernah aku dengar sebelumnya namun aku bisa mengerti apa yang dibicarakannya.

''Hoahmm ada apa tuan membangunkanku, sudahkah tuan putuskan apa permintaan ketiga??''
Suaranya begitu berat dan menurutku agak malas-malasan terdengar sedikit marah hingga membuatku tergagap.

''Cepatlah tuan ucapkan permintaan tuan biar segera hamba kabulkan dan biarkan hamba terbebas dari lampu sialan ini.'' waduh ini jin mulai maksa dan tampaknya agak ngigau, kuberanikan diri untuk menjawabnya dengan bahasa keseharianku, bodo dah ini jin ngerti apa kagak.

''Woi!! Om Jin ente ngigau ya? Yang pertama aja belum kok udah nyampe permintaan ketiga, bangun euy'' melotot mata jin menatapku hingga membuatku selangkah mundur.

''Hahaha ternyata aku punya majikan baru, perlu tuan ketahui aku sudah mengabulkan dua permintaan majikan terdahuluku, jadi kewajibanku tinggal mengabulkan satu permintaan siapa pun majikanku, sebelum aku bebas dari lampu sialan ini'' tetap melotot jin itu memberi penjelasan padaku.

''CEPATLAH TUAN!!'' paksanya.

''Okelah Om Jin, dengarkan baik-baik permintaanku,dan segera kabulkan seperti janjimu'' dalam hal ini aku harus hati-hati agar tak salah mengucap permintaan.

''AKU MINTA TIGA PERMINTAAN LAGI!!'' inilah keinginanku sejak kecil bila mempunyai satu permintaan tersisa, dan ternyata iklan produk di televisi juga melakukan hal ini. Jin itu melotot dengan mata besarnya yang menakutkan.

''Tuanku, hamba mohon jangan itu permintaannya, bukankah itu sama artinya tuanku memerangkap hamba lebih lama lagi di dalam lampu ini? Mintalah kaya raya, mintalah wanita cantik, mintalah rumah mewah, niscaya hamba kabulkan'' tampak berkaca-kaca mata besar itu saat memintaku mengganti permintaanku hingga membuatku tak enak hati.

''Baiklah, ini permintaanku yang baru. Sepanjang hidupku aku tak pernah berhasil berhubungan dengan perempuan, setelah aku coba pahami ternyata diriku tidak pernah peka, tidak bisa mengerti apa yang ada di hati para perempuan. Jadi aku ingin Om Jin mengabulkan permintaanku, buatlah aku mengerti isi hati perempuan, sehingga aku bisa tahu kenapa mereka menangis, kenapa mereka tertawa, apa yang membuatnya bahagia, apa yang membuatnya bersedih, buat aku memahami apa keinginan perempuan sehingga aku tahu perasaan mereka ketika tiba-tiba membisu padaku, buat aku tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahuku apa yang sebenarnya mereka inginkan, aku ingin tahu apa yang benar-benar membuat perempuan bahagia'' aku ucapkan permintaanku dengan detail dan jelas biar mahluk ini tidak salah saat mengabulkannya.
Sejenak keheningan menyelimuti kamarku, aku melihat jin itu termenung dan berpikir keras. Sampai akhirnya jin ini kemudian berkata...

''Kamu mau kalau aku beri tiga permintaan lagi dan aku tambah bonus satu permintaan lagi??''


Kawan.....Benarkah perempuan begitu sulit untuk dipahami? Hingga Om Jin pun tak sanggup mengabulkan permintaanku?
Kali ini ceritanya aku cukupkan sekian saja, untuk selanjutnya silakan kawan teruskan saja sendiri bagaimana ending cerita di atas hehehe lumayan lho masih ada empat permintaan buat kawan semua :p