Buku-Buku yang Dijemur, Tawa yang Dibacakan - awanbyru.com

April 25, 2025

Buku-Buku yang Dijemur, Tawa yang Dibacakan

Baru sadar ternyata tanggal 23 April kemarin diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Meski telat menyadarinya, secara tidak langsung kami sebenarnya tidak melewatkan perayaannya. Seolah semesta memaksa kami untuk seharian merayakannya—dengan cara kami sendiri, tentunya.

Hari Rabu, 23 April 2025, sejak pagi saya sudah sibuk menjemur puluhan buku anak-anak yang basah dan lembap, sebagian bahkan mulai terserang jamur. Begitulah risikonya bila menyimpan buku dalam kardus, sementara rumah yang ditinggali atapnya selalu bocor dan temboknya lembap terkena rembesan air saat hujan lebat tiba.

Buku-buku itu saya jemur di tepi jalan, tepat di depan gerbang parkiran kos-kosan yang entah kenapa tak pernah dibuka. Saya buka lebar halaman-halaman buku agar kering merata. Sesekali saya mengecek satu per satu, membersihkan noda jamur dengan tisu—proses yang butuh kesabaran dan napas panjang.

Karena tak semua buku bisa dijemur sekaligus, saya harus melakukannya secara berkala. Tak terasa, hingga pukul tiga sore, dua kardus besar buku berhasil saya keringkan. Sementara masih ada dua kardus lagi yang belum sempat tersentuh.

Selama proses menjemur, saya juga harus menjaga Runa, si kecil yang kini semakin aktif merayap ke sana kemari, penasaran dengan barang-barang di sekitarnya. Cara paling efektif untuk membatasi geraknya agar tidak menyusup ke celah-celah sempit adalah dengan menaruh banyak buku di sekelilingnya. Runa selalu tertarik pada buku—senang mengamati gambar, membuka-buka halaman, dan sesekali mencoba menggigit ujung-ujungnya. Belum bisa membaca, tentu, tapi entah kenapa tampak begitu bahagia dikelilingi buku-buku.

Buku-buku yang sudah kering saya pilah-pilah lagi sesuai ukuran dan isinya. Banyak di antaranya merupakan buku berseri atau ensiklopedia anak. Sebagian besar belum cocok dijadikan mainan Runa. Maka saya mulai menyimpannya kembali ke dalam kardus, setelah memastikan tiap halamannya kering dan bersih dari jamur. Tak terasa sudah pukul sepuluh malam, total ada tiga kardus yang saya kemas ulang: dua kecil dan satu besar. Sembari menaruh harapan, semoga buku-buku ini tetap awet dan kelak bisa jadi bekal berarti buat Runa.

Mungkin beginilah cara semesta mengingatkan kami: buku tidak selalu harus dibaca untuk menyampaikan cerita—kadang cukup dijemur di bawah matahari, disambut tawa bayi, dan tetap setia menunggu waktunya dibuka kembali.

#HariBukuSedunia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar