Namaku sampah..
Tempatku di bawah, diinjak, dan diludah..
Apakah aku marah?
Lantas mengucap segenap serapah?
Tidak...
Karena aku tahu diriku sampah.
Tempatku di bawah, diinjak, dan diludah..
Apakah aku marah?
Lantas mengucap segenap serapah?
Tidak...
Karena aku tahu diriku sampah.
Sampah tetaplah sampah...
Pernah aku bermimpi indah.
Didaur ulang menjadi sesuatu yang terlihat mewah...
Dan waktu pun mengembalikan aku kembali sebagai sampah.
Pernah aku bermimpi indah.
Didaur ulang menjadi sesuatu yang terlihat mewah...
Dan waktu pun mengembalikan aku kembali sebagai sampah.
Sebut aku sampah...
Hidupku berpindah-pindah..
Dari pengki hingga tong sampah.
Naik bak sampah hingga TPA yang jadi penadah..
Sampai tiba saat belatung dan cacing menyatukanku dengan tanah.
Hidupku berpindah-pindah..
Dari pengki hingga tong sampah.
Naik bak sampah hingga TPA yang jadi penadah..
Sampai tiba saat belatung dan cacing menyatukanku dengan tanah.
Akulah sampah...
Namaku terpampang di papan-papan peringatan.
Sebagai petunjuk buatmu bila kita berjumpa..
Buanglah sampah pada tempatnya!
Harus seperti itu.
Atau aku akan menyusahkanmu....
Dengan bauku yang tak sedap.
Atau selokanmu yang akan tersumbat.
Lalu aku mendatangimu bersama bah...
Namaku terpampang di papan-papan peringatan.
Sebagai petunjuk buatmu bila kita berjumpa..
Buanglah sampah pada tempatnya!
Harus seperti itu.
Atau aku akan menyusahkanmu....
Dengan bauku yang tak sedap.
Atau selokanmu yang akan tersumbat.
Lalu aku mendatangimu bersama bah...
Namaku sampah....
Dan aku biang masalah...
Dan aku biang masalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar