Sekian lama jeratmu erat mengikat, namun hatinya tak pernah kaudapat.
Terlalu lama aku bersabar menanti engkau tersadar, bahwa peri kecil itu milikku dan tak 'kan pernah menjadi milikmu.
Pernah aku meminta peri kecilku kembali demi kebaikan, selalu jalan darah yang kautawarkan.
"Dia harus jadi milikku atau mati, selama ada aku tak 'kan ada yang berhak atas dia," itu yang engkau gemborkan.
Untuk peri kecilku aku menahan amarah dan mencoba terus berserah. Kesadaranmu tak kunjung kembali, peri kecilku makin tersakiti.
Maaf, aku menyerah dan memilih jalan ini. Esok, saat hujan datang bersama pagi, kita lihat entah punya siapa darah yang tertumpah.
#fiksikepagian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar