~ Menerima senyum tulusmu yang malu-malu siang itu, luruhkan seluruh beban batinku. Sepertinya rindu akan mulai mengancamku.
~ Tetaplah bersembunyi, dan aku tetap terus mencari.
~ Belum bertemu pemilik senyum malu-malu, hujan dari pagi percikkan dingin rindu.
~ Cuaca seperti ini tentunya akan senikmat gorengan hangat bila kujumpai senyum malumu.
~ Sekelebatan saja, mengoyak rasa.
~ Siang ini senyummu agak kaku, apa karena jarak kita terlalu dekat hingga kau dengar debar rindu jantungku?
~ Masih memikirkan senyummu yang malu-malu kepadaku, nyatakah dan akankah esok senyum itu hadir lagi?
~ Senyummu itu sederhana, namun begitu berbahaya; dan aku mabuk karenanya.
~ Bayangmu saja tak tampak, senyummu tak lagi kujumpai; kiranya rindu sedang diuji.
~ Tanpa terduga kujumpai senyum sejukmu di terik siang ini.
~ Lalu bagaimana aku bisa mencintai atau membencimu? Bahkan namamu pun aku tak tahu, yang aku tahu cuma senyummu yang malu-malu.
~ Senyumu hadirkan rasa di dada, dan tawamu selalu kurindu.
~Sudah Sabtu, dan aku masih saja belum tahu siapa namamu.
~Gelapku; bukanlah saat lampu-lampu dipadamkankan melainkan saat senyum-senyum tak lagi kutemukan.
Sebagai penutup saya kutip kalimat dari KH.Mustofa Bisri (Gus Mus) "Kalau tak bisa tersenyum, setidaknya janganlah cemberut. Jagalah keindahan wajahmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar