Aku adalah lumpur hitam
yang mendebu
menempel di sandal dan sepatu
hinggap di atas aspal
terguyur hujan
terpelanting masuk comberan
siapa sudi memandang
atau mengulurkan tangan?
Tanpa uluran tangan Tuhan
aku adalah lumpur hitam
yang malang
dikutip dari: Ayat Ayat Cinta : Bab 19 : hal 219
By: Habiburrahman El Shirazy
Puisi di atas benar-benar telah membuatku mengerti apa yang selama ini terus-menerus aku pertanyakan.
Berkali-kali aku buka halaman 219 dari novel Ayat Ayat-ayat Cinta untuk meyakinkan diriku bahwa itulah jawaban yang aku inginkan.
Bertahun-tahunn aku disibukkan mencari jawaban ''siapa aku?'' Aku gak pernah puas dengan jawaban jawaban yang telah aku terima. Aku terus mencari hingga kutemukan rangkaian kalimat di atas.
Tiap individu tentu berbeda beda dalam menafsirkan kalimat-kalimat tersebut. Hanya penulisnya yang tahu persis tentang apa yang dimaksud. Tapi buatku tulisan di atas cukup untuk menjawab pertanyaan ''siapa aku?''
Sekaya apa pun diriku atau semiskin apa pun diriku, aku hanyalah lumpur hitam.
Seindah-indahnya wajahku atau seburuk-buruknya tampangku, diriku tak lebih dari lumpur hitam.
Sebagus-bagusnya ahlaqku atau sebejat-bejatnya sifatku, diriku tetaplah lumpur hitam.
Aku tercipta dari lumpur hitam, dan tanpa uluran tangan-Nya aku tetaplah lumpur hitam.
Pantaskah aku untuk menyombongkan diri jika aku hanyalah segumpal lumpur hitam?
Semoga Allah mengulurkan tangan-Nya untuk lumpur hitam yang malang ini.
Amien...
siiiip banget cuit dengan puisi yang ada di buku ayat2 cinta sida juga seneng bnget dgan kalimat itu........hehehe bagaimanapun kita di dunia tetap lah kita hanya lumpur hitam jad bagaimana cara kita biar lumpur hitam itu gak berbau ......... weeeekz
BalasHapus