Diskon - awanbyru.com

Februari 22, 2015

Diskon

"Jangan pernah serahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya". Kutipan ini baiknya kamu ingat jika mau memintaku untuk berbelanja. Untuk pekerjaan yang satu ini aku sadar diri kalau tidak memiliki skill yang mumpuni untuk memilih dan menawar barang dengan harga yang tepat. Dan cerita kemarin sore adalah bukti ketidakmampuanku berbelanja.

Pusat perbelanjaan bukanlah tempat yang nyaman buatku, karena itulah jarang sekali aku mendatanginya kecuali memang benar-benar butuh sesuatu.
Kali ini ada beberapa barang yang memang aku butuhkan, mau tak mau berangkatlah aku ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota ini.
Saat melintasi deretan penjual aksesoris ada beberapa item yang sepertinya menarik. Mbak pramuniaga dengan ramah menyapa mempersilakan aku untuk melihat-lihat. Karena belum menemukan barang yang aku cari maka aku hanya melewati konter aksesoris ini sambil tersenyum sewajarnya kepada mbak-mbak pramuniaga.

Setengah jam berselang barang-barang yang aku butuhkan sudah aku dapatkan. Dan kebetulan aku kembali melintas di konter aksesoris. Kali ini sejenak aku berhenti melihat-lihat. Dan mbak pramuniaga dengan sigap langsung menyapa.
Aku sebut jenis barang yang aku cari dan dengan cepat mbaknya mengeluarkan bermacam jenis dan bentuk barang yang aku sebut.

"Masnya ganteng pakai yang ini pasti cocok" kata mbak pramuniaga membuka obrolan di antara kami.

"Ah bohong ah mbak... aku gak ganteng kok" kataku.

"Beneran deh mas, ngapain juga aku bohong" sambungnya.

"Lha kalau aku ganteng ya sudah laku mbak, nggak jomblo kayak gini" jawabku sambil cengengesan nggak jelas.

"Yee kalau masalah laku itu urusan jodoh mas bukan ganteng atau jelek. Gimana mas pilih yang mana? Tenang aja mas nanti aku kasih potongan harga" kembali obrolan dibawa mbaknya ke urusan jual beli.

Dan aku memutuskan memilih item A, yang langsung didukung mbak pramuniaga dengan memuji pilihanku.
"Wah selera mas bagus deh, emang perempuan yang seperti apa yang jadi kriteria mas? Andai adikku belum nikah udah tak suruh jadian sama kamu mas"

"Haduh mbak nggak usah muji-muji gitu deh, kalau mbak mau nawarin jodoh buatku ya yang cantik sih gak papa mbak asalkan kaya dan penurut pulak. Eengg kalau adiknya udah nikah yaudah mbak jangan dipaksa, gimana kalau mbaknya aja yang ngadopsi aku?" Jawabku datar yang langsung disambut mbak pramuniaga dengan gelak tawa.

"Jadi yang ini kan mas? Yang ini harganya 135 ribu saya kasih potongan harga mas cukup bayar 100 ribu saja" katanya sambil memperlihatkan label harga item A kepadaku.

Sambil melihat-lihat item-item lain aku mengiyakan perkataannya.
"Coba lihat item B itu mbak" pintaku.

Mbak pramuniaga mengambilkan dua jenis item B kepadaku.
"Yang ini aja mas bagus, bahannya bagus yang ini" katanya menjelaskan tentang keunggulan item B1 dibandingkan item B2.

Di label tertera item B1 135 ribu dan item B2 65 ribu, bentuknya hampir mirip dan memang benar apa kata mbaknya, item B1 bahannya memang lebih bagus.
"Yang ini pun ada potongan harganya mas, gimana mau yang mana?" Tanya mbak pramuniaga.

Karena item B secara fungsional akan jarang aku pakai maka aku kesampingkan dulu urusan kualitas, dan diperkuat alasan ekonomis akhirnya aku memilih membeli item B2 saja.
"Yang ini saja mbak" kataku sambil menyerahkan item B2 kepada mbaknya.

"Ok mas, berarti item A  dan item B2 ya mas?" tanya mbak pramuniaga

"Jadi berapa itu mbak semuanya?" balik aku bertanya.

"Dua ratus ribu mas, yang ini 135 ribu aku potong jadi 100 ribu dan satunya pun sama aku potong jadi 100 ribu juga" jawab mbak pramuniaga sambil membungkus barang yang aku beli.

"Eh udah bener itu mbak?" Tanyaku lagi.

"Iya mas, udah banyak itu diskonnya, masing-masing 35 ribu jadi masnya hemat 70 ribu" kata mbak pramuniaga menjelaskan.

"Oh.... Yasudah mbak kalau gitu, kali aja masih mau nambah lagi diskonnya" celetukku sambil kembali cengengesan.

"Ini mas barangnya, makasih banyak ya mas. Tak doakan semoga mas cepet ketemu jodohnya" katanya sambil menyerahkan belanjaanku.

"Eh cepet itu kapan mbak?" Tanyaku sambil menerima belanjaan.

"Enggg.... Bulan depan deh mas. Semoga" kata mbak pramuniaga sambil senyum-senyum.

"Aamiin, makasih ya mbak. Kirain secepatnya itu aku dapet jodohnya entar kalau aku udah di surga." asal saja aku mengucapkannya sambil mengangguk melangkah meninggalkan deretan konter aksesoris.

"Hahahaha ya nggak lah mas, semoga selekasnya.." Kalimat terakhir mbak pramuniaga yang aku dengar.


Bergegas aku meninggalkan konter aksesoris menuju lantai atas untuk menengok pameran buku. Dan saat aku akan meninggalkan pusat perbelanjaan ini sekali lagi aku melewati konter aksesoris. Kali ini mbak pramuniaga tadi tidak sempat melihatku menyelinap turun. Sepertinya dia tengah asik bercerita kepada rekannya tentang pembelinya yang dicurigai sedang terganggu jiwanya. 
Akupun sama sekali tidak menyapanya, secepatnya aku harus pulang karena waktu maghrib hampir datang.

Sesampainya di rumah barang belanjaan aku bongkar, dan saat membuka bungkusan aksesoris tadi aku langsung tersadar ada kesalahan mendasar saat aku melihat label harga yang tertera di masing-masing item.
Lha kok bisa-bisanya aku membayar 200 ribu padahal masing masing item dipotong 35 ribu?
Item A = 135 ribu
Item B2 = 65 ribu
Aku pun terpingkal-pingkal sendiri dibuatnya, ini pasti tadi mbaknya mengira Item B2 adalah B1, makanya dia menghitungnya masing-masing seharga seratus ribu. Bukan salah dia sih barangnya memang mirip, harusnya kan aku yang mengingatkan dia saat dikasih harga yang salah. Yasudah ikhlasin saja dah itu rezeki buat mbaknya yang sudah mendoakanku lepas dari kejombloan.

Di sini kadang aku merasa tenang dengan status kejombloanku. Sungguh tak terbayangkan betapa sewotnya pasanganku kalau mengetahui kesalahan mendasarku dalam hal berbelanja. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar